Saturday, January 28, 2017

2.10.16

ada yg tak bisa ku cerna
dan ku ungkap dgn kata
walau aku cuma titik kecil
dari keseluruhan bagian itu

andai titik itupun tak ada
takkan cacat keutuhan bagian itu
tapi buatku menjadi sbuah titik
adalah sebuah kebahagian terbaik dlm hidupku

Thursday, January 26, 2017

tak bisa biasa

saya tak biasa memuji
walau dlm hati saya menyanjung stengah mampus

bgitu jg saya tak bisa memaki
walau dlm hati saya ingin sekali membuat mampus

Sunday, January 02, 2011

tetap di hatiku

aku tak pernah lupa..
mungkin waktulah yg mbuat
aku seakan tak ingat.

aku tak pernah pergi..
jika aku seolah tak ada
mungkin hadirku tak lg stiap saat.

tetap dlm fikiran dan hatiku kalian adalah teman, adik, kakak dan saudaraku..

suci 1

Aku buta untuk tidak membuka mata,karena aku terpesona oleh kegelapan.Yang ternyata kudapatkan terhadap yang kurindui.Aku tuli untuk tidak menajamkan telinga,karena aku terbuai oleh kesunyian.Yang ternyata adalah akhir dari yang kuimpikan.Buat cacatku, aku harus minta maaf...

1 comments:

Anonymous said...

Suatu hari nanti saat aku telah punya keberanian untuk menatap lekat tajam matamu, aku ingin kau menjelaskan alasan mengapa tak pernah ingin memberiku kesempatan bersisian denganmu lebih lama dari kesempatan yang pernah kau berikan. Namun, lepas dari semua alasan yang mungkin tak pernah ingin kau uraikan, aku telah cukup lama mengerti. Cinta adalah masalah hati, takkan serta merta dapat tumbuh pada aku yang memang tak kau ingini. Aku telah cukup mengerti, kenangan yang bertahun-tahun kubiarkan lekat di hati akan terus kubiarkan sampai batas tak bertepi, karena ....
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan dengan syarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada...

Sunday, December 16, 2007

ntaa


1
sekecil apapun tempat itu ada,
sedikit apapun waktu itu tersedia,
sekejap apapun ingatan itu ada,
sebentar apapun kenangan itu nyata,
sebentuk apapun rasa itu ada,
ijinkan aku ikut menyayangimu...
2
malamku masih tetap panjang
tapi tak lagi berisi kenangan kosong
buat pengantar tidurku
sekarang ada kamu dalam kenanganku
sebelum mataku terpejam
tak lagi hitam putih
tapi penuh dengan warna
dan saat pertama kali ku buka mata
di esok pagi, kamu adalah ingatan pertamaku
terima kasih telah warnai hidupku...
3
sesederhana apapun sebuah kata,
ia akan jadi istimewa
jika diucapkan oleh orang yg istimewa
seistimewa apapun sebuah kata,
ia akan jadi sederhana
jika diucapkan oleh orang yg sederhana
betapa aku ingin jadi istimewa
dalam kesederhanaan
bagimu..
4
mata yg teduh
mata yg bercerita
mata penuh asa
mata penuh rasa
mata yg menanti
mata yg mencari
matamu..
5
Mataku tak pernah lelah..
tak sudi tuk beristirahat,
utk sejenak pikiran melepaskan lelahnya
Mataku tak pernah lelah..
terus membujuk kenangan memutar balik perjalanan,
hingga esok begitu lelah kujalani
Mataku tak pernah lelah..
membaringkan tubuh dalam kepenatan
tanpa sudi mengistirahatkan

Hanya satu yg kuingin
mataku tak akan pernah lelah..
andai setiap waktu ku bisa menatapmu,
wajah yg membuat mataku tak akan pernah lelah
tak akan..

Thursday, November 29, 2007

kembali

ada yg hilang..
dan dia datang!
ada yg datang..
ia pun pasti menghilang!

hanya rasa yg tersisa
dan sia-sia..

Monday, October 01, 2007

aku belum siap

Akhirnya hujan berhenti..
5 menit sebelum jam 2 pagi.
Sebenarnya kuingin hujan ini sampai akhir pagi.
Hmm, sepi.. begitu panjangkah kesunyian ini?
Jika esok ku kembali tak berarti,
adalah malam yang akan menyiksa diri.
Aku lelah walau tak pernah berlari,
aku kalah walau tak pernah menyerah
Atas waktu ini yang menggerogoti keinginan,
harapan, hayalan dan sisa2 imanku
Aku percaya padaMu...sungguh!
tapi aku belum siap jadi hambaMu.
Aku rindu padamu...sungguh!
tapi aku tak mampu menggapaimu.
Dua kesunyian di ruang hati yang kosong.
Dua kesunyian yang kubawa lewati jam 2 pagi ini
dalam setiap datangnya hari!

Friday, August 24, 2007

lost memory

Hapuslah semua kenanganku,
biarkan aku tak ingat apa2 lagi,
biarkan semua kosong dan meruang putih.
Ijinkan aku belajar menulis lagi,
kali ini aku akan belajar sungguh2.
Takkan kubiarkan tinta ini terserak lagi,
akan kujaga agar kertas ini tak sobek lagi,
akan kuselesaikan tulisan ini.
Tolong beri aku selembar kertas lagi,
Insyaallah...

Monday, August 20, 2007

imsonia

Hanya suara hujan..
saat malam ini kembali kuberjuang
tuk memejamkan mata.
Bukan tubuh yg lelah,
tp pikiranku yg terus mengunyah ngunyah
setiap sikapku.
Tentang kebodohan, kelemahan, ketakutan
kesepian dan berjuta hayalan.
Sial.. seharusnya aku sudah bisa bersembunyi
saat2 begini!
Aku benar2 lelah..
Tuhan, adakah doa buat datangkan kantuk?

Friday, June 15, 2007

to o.h


kadang-kadang hujan yg turun mengingatkan padamu.
matamu bintang yg bersinar terang,
dalam malam-malam pengembaraan
akankah usia menghadirkan kebijaksanaan?
ketika aku berjalan dalam mabukku
angin membelai rambutku sambil berbisik,
hei.. lihatlah bintang-bintang itu
telah hancur berkeping-keping,

lama sebelum keindahan cahayanya
menerangi pengertian-pengertianmu...

Sunday, May 27, 2007

masih seperti dulu



Aku masih mengingatmu seperti yg dulu..
seperti embun yg jatuh dan memecah di kesunyian hati,
tanpa suara menyerpih ribuan rasa.
Aku masih mengingatmu seperti yg dulu..
seperti senja turun dibalut gerimis kecil,
butiran halus sejuk menerpa keindahan pesona.
Aku masih mengingatmu seperti yg dulu..
seperti bintang di kejauhan memberi isyarat kehadiran,
tampak kecil namun jutaan pijarnya membuat cahaya begitu mnakjubkan.
Aku masih mengingatmu seperti yg dulu..
seperti putaran waktu yg memberi usia pada kedewasaan dan kematangan,
isyarat hidup adalah perjalanan jiwa.
Aku masih mengingatmu seperti yg dulu..
seperti cinta itu tumbuh dan terus menuai tunas baru,
tak perduli musim terus berganti.
Aku masih akan tetap mengingatmu...

Air Tawar 17-05-07

Friday, March 02, 2007

kenangan akan mimpi


Art02 Adakah gerai-gerai keharuman hitam rambutmu dapat selalu kubelai dan kuurai dengan jari-jariku yang penuh dengan keinginan terhadap keindahan yang kuraba dan kuciumi dengan lembut saat kunikmati apa yang kunamakan dengan sentuhan cinta yang menyapa di beranda hati terhadap wajah yang selalu menampakkan diri dengan senyum mengukir kenangan terhadap diri terhadap bayangan yang tercipta selepas kenyataan harus pergi dan malam-malam adalah penderitaan kepedihan hati. Adakah…

Thursday, March 01, 2007

pupus

Pupus di tangan menggapai bayang. Kelikuan relung membentur kesemuan. Hati telah lama membeku dan hilang. Raib dalam tebaran pancaran cahaya. Begitu terang tuk menyilaukan tujuan. Akhir dari fatamorgana kesendirian jiwa. Angin tiup jejak-jejak tertutup debu. Pedih di mata undang segumpal air mata. Bukan tangisan... sekedar hidup apalah guna!

mukjizat alam raya


Img_0143 Cakrawala jatuh yang jauh di sudut lengkung garis lembayung tersisa dalam senja merah yang gerah saat mentari pudar menyerah menyiratkan debur-debur ombak yang membentur pada ujung karang dan perlahan panorama perpisahan terucap pelan menyambut malam desir-desir anginpun mengusung kegelapan yang datang menjelang menghadirkan hiasan angkasa yang datang satu-satu kelip perlahan dan kesunyian mulai menembus batas langit menuai sang waktu melaju dalam perjalanan yang sendu menunggu yang tinggal berlalu bersama sang rembulan kadang suram berselimut kabut malam kesendirian di tengah padang alam raya yang jauh mengembara menggapai seraut cahaya di fajar yang membakar hutan raya merangkak mencapai puncak-puncak bukit yang melingkar berurai menghadirkan tetesan-tetesan embun yang luruh dan jatuh menhempas dan daun-daunpun melepaskan keringat malam yang membungkus mencoba mencari kehangatan di sela-sela puncak pohon menjulang mengiringi hilir air yang mengemercik membasuh bebatuan duhai mukjizat alam raya tersaji nyata di depan mata.

Friday, February 16, 2007

sobat

Kucari jawaban akan kenangan masa lalu di langit biru yang jernih tanpa awan yang berarak ditiup angin. Dan ternyata bayu telah turun ke muka bumi, menyapu dedaunan, ilalang dan semak berduri.Aku melangkah di jalan setapak ini berharap gerimis turun ataupun embun jatuh di wajahku, pagi ini. Kan kubasuh mukaku yang lusuh dan kujilati air langit untuk sekedar membawa kenangan pada wajahmu yang dulu, saat hujan kita berlarian.

Adakah bebatuan, tebing dan sungai ini masih menyimpan kenangan akan kita, sobat. Apakah engkau akan melupakan jernihnya keceriaan masa kecil kita. Adalah pematang sawah hamparan padi menguning, pepohonan dan batang-batang ilalang menyembunyikan langkah kita yang berlarian.
Jika kau ingat kenangan, sudikah kau mencari jawaban dalam hatimu. Bahwa pertemuan ternyata kau jadikan sebuah kerinduan.


Air Tawar, Agustus 01

Thursday, February 15, 2007

guratan



sunyi menyapa dalam seribu bayang kesenduan sekeping hati terbentur karang perlahan terbenam menyetubuhi angin-angin liar lenyap bak debu, terbang bak camar

lara menari di sekujur tubuh embun-embun bergoyanglah menitik ke pelupuk mata akhir dari kesendirian relung mengaum menerkam jua di jiwa… dan nyata

lari kucoba di langkah terseret kaku tak kemarin, tak kini, tak esok lukakan makin merah dan tak lagi sakit tak engkau, tak engkau, tak engkau nyata membunuh dengan sedikit senyuman.

Air Tawar, 97

serasa aku ingin membunuhmu..

Kujemput malam dengan kenangan yang tersisa, kujadikan mimpi saat tidurku terasa hampa. Dan malam yang berlalu adalah kekalahan jiwaku, saat dimana tiada dapat kurengkuh hatimu... hari ini. Aku terus jalani hari-hari bagai terpenjara khayalan, yang terus memunculkan wajahmu yang menari-nari. Di seputar otakku, di segenap ucapku, di sekujur nuraniku. Serasa aku ingin membunuhmu, dari rasa yang membunuhku...

Tuesday, February 13, 2007

rutinitas yang memuakkan


Semesta alam yang berencana, menghamparkan pagi ini
tatkala kicauan burung mulai sayup-sayup terdengar
dan tetesan embun jatuh oleh deru kendaraan
Sinar mentari yang muncul mulai memberi kesibukan
tak ada waktu untuk menikmati permulaan hari ini
semua harus serba berpacu, sebelum sinar ini sirna

Semesta alam yang berencana, mengulirkan waktu ini
pergulatan yang mengalirkan peluh-peluh di sekujur tubuh
perjalanan yang menghadirkan kerasnya perjuangan untuk menggapai sedikit tujuan
Adakah rutinitas ini adalah keinginan kita
kalau hanya untuk mengulang hari kemarin di hari ini
dan menunggu habisnya keberadaan mentari ini
untuk segera beranjak ke pembaringan

Semesta alam yang berencana, menghadirkan senja ini
dan orang-orangpun pulang dengan hasilnya masing-masing
menghitung-hitung, berpikir-pikir dan mereka-reka
apa yang akan mereka perbuat esok
sementara keindahan yang tercipta hari ini, terabaikan
Sungguh, rutinitas manusia yang memuakkan.

Air Tawar, Mei 00

bidak catur


Kita adalah bidak-bidak catur pembuka langkah
dan kitapun dengan bangga berkorban, menyerahkan segala kekayaan hati

yang mereka sebut sebagai pahlawan

Tapi apakah yang telah mereka berikan pada kita?
cuma pahitnya kehidupan dalam jalan-jalan berdebu
yang tiada tersentuh sedikit tanya dalam kepedulian
Kita cuma korban kekejaman penguasa
dan dengan angkuh mereka bertanya,
apa yang telah engkau berikan pada ibu pertiwi?

sementara mereka tidak pernah berhenti menyusu!


Air Tawar, Juni 00

tentang cinta 2

Oh, hamparan kasih putih di sekujur nurani

Menyentak debar-debar perputaran pencarian rasa
Begitu dalamnya hingga jiwa tenggelam tak tentu
Entah kenapa setiap terpandang kalbupun melayang

Duhai, mukjizat mata seorang insan manusia
Mengapa terasuk ke relung-relung heningnya hati

Hingga setiap gerak, setiap ucap jadi begitu berarti
Dan serasa ingin memberikan sejuta rasa dalam hadirnya

Pancaran kasih menuntun perasaan hingga terbang
Mengepakkan sayap-sayap putih menuju awan
Lalu keindahan terbalut pelangi menjadi bayangmu
Begitu kuatnya hadirmu, tuk sebuah harapanku

Air Tawar, 24 Mei 01

tentang cinta 1


Menyetubuhi perasaanku, aku kerap termangu
Tersipu sendiri mengganggap nurani telah tertumpu
Memang kadang ada desir lain di lubuk kalbu
Tatkala jiwa ingin slalu bertemu, kuterbalut rindu

Bayangan keindahan yang senantiasa membayang
Romansa alam percintaan, bisikan kata-kata sayang
Sentuhan yang begitu lembut, duhai insan melayang
Tak pernah bosan walau begitu dekatnya mata memandang

Barangkali manusia adalah insan yang lemah
Terkulai di antara belaian akan sejuknya tuk dipapah
Dibuai oleh lesatan anak panah kadang tak tentu arah
Dan masih saja, cinta adalah sesuatu yang indah

Air Tawar, 24 Mei 01

ku hirup nafas alamMu dalam-dalam


dan malam terus melarut mencumbu bulan
penuh keanggunan yang kau sinarkan
lewat celah-celah awan yang begitu tenang
sementara bintang-bintang terus mengerjap tiada henti
pada danau yang bening dan memantul
kala riak-riaknya lembut bersentuhan

aku berdiri dan menatap alam ini
tak terasa perjalanan hampir kucapai
kulepas lelah menatap bulan di danau
kuhilang dahaga dengan airnya bertabur bintang
berbaringku menatap langit yang berawan
ada ketenangan yang kurasakan
bersama sirnanya kelelahan dan kesuntukan

sunyi adalah disini
damai adalah disini
kuhirup nafas alam ini dalam-dalam…

tak terasa malampun berlalu
sisa-sisa unggun masih berusaha menghangatkan
walau hanya tinggal bara-bara berasap
aku bangkit dan mulai berjalan lagi
menyongsong fajar di puncak kemerahannya
yang terselip di balik hijaunya bebukitan
setelah kabut-kabut sirna di lembahnya

kutatap jauh ke depan
ada asa-asa memanggil suara hatiku
entah mengapa… selalu
aku merasa ditantang oleh alam
seakan ingin kudipeluknya, dicumbunya, dirayunya
dalam segarnya udara dalam nyamannya hutan

sunyi adalah disini
damai adalah disini
kuhirup nafas alam ini dalam-dalam…

di puncak pendakian mataku menerawang
ke segenap arah, ke segala penjuru
ada rasa kemenangan bersorak di dada
sesaat hilang segala persoalan
sesaat sirna semua kegalauan
yang ada hanya ketenangan… kedamaian
aku ucap cinta padaMu

Aku hirup nafas alamMu dalam-dalam.


Air Tawar,
24 September 94

demi masa depan


Demi masa depan derai tawa anak-anak penghuni pikiran esok di mana wajah-wajah lucu yang memegang penentu nasib dan kita harap-harap cemas membimbing seadanya Demi masa depan jangan memberi apa yang mereka tolak karena paksaan akan menjadikan ia… kita dan kita memang telah biasa dengan keterpaksaan


Air Tawar, 9 Juni 94

waktu sesalku



Aku lewati waktu ini dalam sepi
Sendiri mencoba memberi semangat pada diri
Ku coba tengok jauh ke belakang,
di mana hari-hari terhabiskan tanpa arti
Ku maki diri sendiri…
Entah berapa banyak yang telah ku lewati
Dan aku masih diam tak coba mencari
Apabila sesuatu itu kulakukan sejak dahulu,
takkan ada sesal ku tinggalkan waktu
Bahkan sekarang juga…
Kembali kumaki diri sendiri!

Air Tawar, 1 Januari 04

01 01 04


Waktu begitu cepat berlalu…
tanpa menyisakan sesuatu buatku
sesuatu untuk dikenang,
sesuatu yang berarti,
sesuatu yang bisa kusimpan di hati
semua terasa hampa…
Adakah di esok?

Air Tawar, 1 Januari 04

apakah cinta


bila detak kalbu tak menentu,
tak peduli siapa pasti kan merindu
desir-desir keinginan bersatu menyentuh jiwa
menyapa dalam kegusaran akan harapan
tiada mata memandang seperti hati yang bimbang
petualangan nurani berlabuh di sudut terdalam
menyulut segala rasa, segala yang ada dan terasa
masih saja, cinta adalah perjalanan tak nyata
membenamkan segala akal tuk tujuan tak pasti
apakah cinta…
bila tersimpan saat waktu tak tersedia
bila tak terucap saat kenangan berlalu
bila membunuh segala masa-masa yang harusnya ada
apakah cinta…
seandainya penantian tak kunjung tiba

Kampus Limau Manis, 99

kadang aku merasa


kadang aku merasa kesal,
entah kenapa saat-saat yang sulit tak mudah pergi
kemarahan yang ada mengalir begitu saja
berbagai persoalan yang datang dan membebani
kadang begitu pelik untuk aku pikirkan
akupun kusut pikiran dan jenuh membayangkan

kadang aku merasa diabaikan,
dengan perasaan yang aku miliki tak dihargai orang lain
menjadikan mereka musuh selain diriku sendiri
terkadang aku ingin memaksakan kehendak
tapi mereka malah menjauh dan mengelak dariku
bilakah pengakuan itu berpihak padaku

kadang aku merasa tak berarti,
bila perasaanku tersudut pada lorong-lorong buntu
yang andai kuraih belum tentu dapat kumiliki
biarkanlah aku mencoba yang terbaik untukku
andai kesempatan itu kau berikan sejak dulu
niscaya keberanganku takkan berapi-api seperti kini

kadang aku merasa tak ada,
bila semua pikiranku hanya tersimpan dalam benak
tak ada waktu untuk membongkar dan mengutarakannya
bahkan di saat ingin meledak seperti saat sekarang ini
malah bertambah kusut dengan perlakuan tak acuh
andai aku meledak, aku tak ingin semua menjadi iba
karena pada saat itu aku sudah menjadi gila.

Air Tawar, Agustus 00

...

sebaris kata kutulis … lalu habis
sebuah cinta kurangkai … lalu sirna
sebait lagu kucipta … lalu berlalu
sedikit asa kugenggam … lalu binasa

kata cinta … habis sirna
lagu asa … berlalu binasa

Air Tawar, 7 Mei 93

sendiri


sendiriku di sini
ditemani sunyi
terasa hening mencekam diri
dari balik kabut yang mulai turun
melangkahku mendaki
menapaki jalan berliku
sendiriku di sini
mengarungi kehidupan yang sepi

Air Tawar, 7 Mei 93

1977

1977

ingin ku menangis
tapi tak tahu apa yang akn ku tangisi

apakah hidup atau kehidupan
atau diriku sendiri
aku tak tahu

karena aku tak pernah menangis
atau karena memang tak pernah tahu
untuk apa menangis

Air Tawar, 7 Mei 93

inilah cinta

selena terbang menggapai bayang
semu di mata membekas di jiwa
seraut rona penuh pesona nan menggoda
segenap nurani berdebar dan meronta
sekejap nyana ku terpaku, melayang
semestinya, inilah cinta…

Kampus Limau Manis, Oktober 99

cermin retak sesisi

mereguk madu muntahkan racun
pada diri tak dikenali
dalam cermin retak sesisi
jeritan tengah malam
kelelawar mencicit
tergeletak
lalu diam menari

Air Tawar, 20 February 94

hidup


Aku jalani hidup ini
seperti lautan tak bertepi
kadang gelombang
kadang pasang

Aku jalani hidup ini
seperti kapal tak berlabuh
berkelana tak tentu arah
mengembara entah kemana

Aku jalani hidup ini
tanpa awal
tanpa akhir
abadi

Air Tawar, 15 February 94

mu


terbang dalam hayalan
dan hinggap dalam ingatan
sesaat teringatku akan Mu
lalu melayang dalam harapan
menerawang jauh ke awan
menembus ruang waktu
untuk satu tujuan
Tuhan…

Air Tawar, 15 February 94

ku dikejar waktu


bilamana kata hati enggan beranjak membisiki
tatkala debar-debar perlahan tak kuat kutahani
lembut terasa merangkul memanggil jiwa
nurani, jiwa yang terdalam melayang tak berdaya

serapat-rapatnya kututupi, tak kuasa terlepas jua
entah… mungkin hanya perasaan sekali dua
namun dekatnya begitu dekat tuk selami batas cinta
aku, kasmaran untuk seorang yang lebih dari hanya wanita

bayang-bayang kehangatan memucuk di pelupuk mata
bagai kasih yang bersih dari kemunafikan dunia
cinta yang terlahir bukan sekedar nafsu
kurindu anggunmu melambai harum rambut sebahu

seperti pelangi, biasan titik air diurai mentari
keindahan nyata sebatas siang berlalu
ku dikejar waktu…

Kampus Limau Manis, Agustus 99

Sunday, February 11, 2007

cintaku (mungkin...)


gunung mungkin tinggi
cintaku pasti tak setinggi gunung
cinta tak perlu tinggi
cuma perlu kerendahan hati
dan sadar tuk saling memahami

laut mungkin dalam
cintaku pasti tak sedalam laut
cinta tak perlu dalam
cuma perlu kelapangan dada

dan yakin tuk saling menjaga

langit mungkin biru
cintaku pasti tak sebiru langit
cinta tak perlu biru
cuma perlu kebeningan jiwa
dan pasti tuk saling menyangga

karang mungkin kokoh
cintaku pasti tak sekokoh karang
cinta tak perlu kokoh
cuma perlu pengertian diri
dan nyata tuk saling mengerti

Air Tawar, 97

Thursday, January 25, 2007

dapatkah



Adakah kenangan yang masih diam mendera hilangnya hari sejak kehadiran kekosongan yang membawa sejuta mimpi-mimpi yang tiada dapat kuusir diantara malam-malam yang kehilangan rasa dalam kelelahan. Masih saja kelemahan itu membuatku berdiri dalam gamang yang telah kucoba tegap untuk memilah dan mengurai satu persatu agar perasaan tak selalu bimbang dan ragu. Tapi entah mengapa tetap saja alam pikiran tak mau melupakan dan dalam kebuntuan jiwaku terus mencari berputar-putar dalam ketersesatan yang panjang tiada jalan keluar. Apakah aku telah kehilangan rasa pada kepercayaan yang membuat tiada pegangan untuk kuraih dan kujadikan pedoman, ataukah kemauan pada diri sendirilah yang telah hilang hingga aku bahkan tiada mau peduli pada diri sendiri. Masa lalu, masa yang telah berlalu namun meninggalkan sembilu yang perihnya berkepanjangan menembus masa depan yang terus datang dan memberi tantangan, masa lalu bisakah aku melupakan masa-masa suram yang telah membenamkan asa-asa jauh sebelum aku sempat berpikir dan menelaah karena semua itu kutelan bulat-bulat dan tidak bisa untuk memuntahkannya kembali, walau aku sangat ingin. Saat sekarang ini…

Air Tawar, 9 Oktober 01

teramat dalam


dikala sebuah keinginan tersentak pada keadaan
tak sadar perasaan memberontak dalam gejolak
gelombang rasa di jiwa terbenam di antara ragu
buaian kasih akan rasa sayang terasa membelenggu
nyata dan tak dinyana ku telah terbalut dalam rindu
tatkala aku tak lagi bisa tak segera melupa
sekilas bayanganmu terasa dekat menatap wajahku
pelan hanyutku menyertai hari dan malamku
entah kenapa tak bisa lepas dari alam pikiran
menghantui dan membayangi setiap detik yang berlalu
dalam inginku yang terdalam terbersit bisik kalbu
bisikan kata hati menuntun diri penuh ambisi
dan aku tak peduli akan segala yang
kan terjadi
biarlah kunikmati yang ada hari ini
mungkin esok
kan ada kenangan yang lebih indah lagi
tatap matamu yang sulit tuk kupahami
telah membuat jiwa petualanganku memburu sebuah misteri
antara hitam yang pekat terasa tajam menusuk sukma
akupun terhanyut dalam ketenangannya
dan akupun terbakar di keteduhannya, teramat dalam

Air Tawar, 20 January 00

rembulan



melayang dalam ingatan

ketika cinta jatuh di rembulan
tampak dirimu dalam bayangan
tanpa suatu kepastian

aku melangkah tanpa tujuan
mengikuti rembulan malam

yang semakin pudar ditelan alam

Air Tawar, 23 September 93

20 mei, awal pagi


Belum terlalu lama memang, namun semuanya berjalan serasa cepat.
Diantara keinginan yang masih terkekang oleh kenangan akan masa lalu.
Dan apakah yang akan kucapai di awal pagi ini, semua terpulang lagi pada diriku sendiri.
Aku terkesan hidup serasa menghabiskan waktu diantara banyaknya waktu yang (masih) kudapatkan.
Adakah aku seorang yang tiada lagi mempunyai pegangan ataukah adakah aku seorang yang tiada lagi mempunyai kepercayaan.
Nyata aku terperangkap oleh jebakan masa lalu yang kuat membelenggu akal dan pikiranku, mental dan perasaanku.
Aku tercipta oleh ego-ego yang membangkitkan amarah dalam pertengkaran menuju suatu kehancuran kepribadian yang bahkan belum terpoles.
Memang untuk mewujudkan kata bahagia itu butuh sejuta ketulusan yang harus kita bagi.
Namun bagaimana aku kan turut membaginya bila nyata sejak dahulu memang tidak pernah kudapatkan.
Aku tidak akan menyesali semua yang telah terjadi, aku hanya ingin bisa berubah walau untuk diriku sendiri.
Aku tidak akan pernah menyalahkan walaupun dalam hatiku keperihan itu selalu ada, dan aku percaya rasa kasih sayang itu pasti ada untukku.
Aku cuma ingin bisa menjadi diriku sendiri lagi, walau sulit mengubah telah terpatrinya kepahitan di dalam hatiku.
Akupun tidak pernah untuk tidak menyayangi, mencintai karena walau bagaimanapun aku adalah bagian dari kalian, aku ada karena kalian.

Sekre, 20 Mei 01

bulan jatuh


bulan jatuh sepotong
temaram membelah bintang ke ujung
lambat kabut merendah menyelimuti
hangatku besertamu sirna kemarin lalu
kini tubuh dingin sendiri
bulan jatuh sepotong
bayangan flamboyan mengusik pancaran cahya
tenang suara sungai susuri bebatuan
ingatku bersamu lenyap di tiup bayu
kini pikir hampa sendiri
bulan jatuh sepotong
bayangan putih kabut makin memekat
kicau burung kicau kepulangan
kenanganku akanmu terbang melayang
kini hati kosong sendiri

Air Tawar, 15 February 00

cinta langit


Aku telah jatuh cinta pada langit
tapi apa daya aku takut ketinggian
kupandangi setiap ada kesempatan
namun leherku terasa pegal-pegal
kubaringkan tubuh mengintipmu
namun itu membuatku tertidur
dan bermimpi…
bahwa pada suatu saat
langitlah yang datang padaku
sehingga membuat aku terjepit dan sesak
antara langit, aku dan bumi
aku begitu sesaknya
hingga kumaki-maki langit yang menghimpitku
kubentak bumi yang mendorongku
dengan penuh amarah
begitu kubangun…
aku telah kehilangan keduanya.

Air Tawar, 20 April 01

Tuesday, January 23, 2007

gejolak










Engkau telah merampas nyenyak tidurku, saat malam-malamku bagaikan kehampaan dalam rengkuhan kenyataan. Entah kenapa aku merasa lemah, tak kuat ‘tuk kehilangan. Memang waktu telah banyak berlalu, tapi waktu itu jualah yang menghimpit segala tentangmu dan diam tak mau pergi.

Kuakui aku lelah ‘tuk mencoba agar bisa melupakanmu, walau ingatanku padamu adalah kelukaan. Namun tetap saja cinta itu lebih besar menyelimuti segala rasa.
Perasaanku terasa terombang-ambing dalam segala rasa yang muncul secara bersamaan, saat dimana kemarahan terasa memuncak namun kerinduan bergelora, saat luka terasa pedih namun harapan tetap mendidih, saat kebencian melanda hati namun cinta itu bagai gejolak mencari.

Air Tawar, 13 Agustus 01

cobalah terbuka

1

Terkuncikah semua pintu. Tertutupkah semua jendela. Bahkan celah-celah sekecil apapun untuk aku mengintip, mencoba mencari tahu dan ingin lebih mengerti tentang semua kegelapan ini yang tercipta karena pudarnya rasa yang ada tentang rasa percaya, kasih dan cinta.

Terkuncikah…

2
Hilangkah sedikit cerita yang tercipta.
Yang adalah kelahiran dari kenangan hari ini. Atau engkau mencoba menyimpan dan enggan membuka mulut saat engkau rasa itu sia-sia dan penuh kecewa. Di mana kita berjalan, tiap hitungan waktu adalah sejarah dan jangan malu belajar dari sejarah.

Hilangkah…

3
Masihkah noda-noda yang ada meninggalkan be
kas yang tak hilang dan terus menghantui sejuta pikiran tatkala mimpi itu kau resapi sendiri, suram dan melelahkan. Mencoba sembunyikan sendiri karena jeritan hati tiada seorangpun yang ‘kan mendengar, namun desahan nafasmu jelas berkata lain… ia terus bercerita.

Masihkah…

Air Tawar, 20 Agustus 01